Kreativitas: Antara Mitos dan Fakta

Kreativitas, sesuatu yang sulit untuk didefinisikan, namun bisa jadi setiap orang memahami apa artinya. Sampai saat ini belum ada sebuah definisi yang bulat, yang disepakati oleh para ahli. Terlepas dari perbedaan definisi yang ada. Setiap orang yang mendefinisikan kreativitas cenderung untuk menyepakati bahwa kreativitas berkaitan dengan kemampuan untuk menghasilkan sesuatu yang baru. Kemampuan ini, seperti yang disebutkan oleh Edward de Bono (seorang pakar kreativitas), adalah kemampuan yang maha penting. Tanpanya manusia tidak akan mampu menciptakan suatu kemajuan. Berikut fakta-fakta tentang kreativitas:

1. Kreativitas anak lebih tinggi dibandingkan orang dewasa

Anak-anak secara alami memiliki potensi untuk menjadi kreatif. Dunia anak adalah sebuah dunia tanpa batas. Dimana aturan belumlah ada, sehingga mereka dapat dengan mudahnya menjelajahi dunia dan membuat kombinasi sesuka hatinya. Hal inilah yang pada akhirnya membuat anak seakan memiliki kreativitas yang lebih tinggi dibandingkan orang dewasa. Gardner dalam Claxton (2005) menyebutkan adanya dugaan perkembangan kreativitas yang tertuang dalam perkembangan kemampuan seni anak, mengikuti bentuk ”U”. Penurunan terjadi ketika anak memasuki dunia sekolah, dimana pada saat itu anak mulai diperkenalkan dengan berbagai aturan dan perilaku konformitas. Namun, apabila pada masa ini orang-orang terdekat anak tetap memberikan dukungan dan dorongan untuk kreativitas anak, seharusnya pada masa periode sebelum masa remaja, kreativitas anak kembali meningkat. Jane M. Healy dalam Ferer (2009) juga menyebutkan adanya perbedaan jenis kreativitas antara anak dan orang dewasa. Sampai dengan usia 7 tahun, kreativitas yang muncul adalah kreativitas yang dilakukan secara spontan, tanpa adanya kesadaran akan aturan-aturan yang berlaku. Misalnya anak secara spontan mewarnai langit dengan warna merah muda. Hal ini dilakukan biasanya bukan karena dia menyadari bahwa gambar langit biasanya biru, tapi bisa jadi hanya karena anak menyukai warna merah muda, sehingga ia ingin mengisi ruang yang kosong di gambarnya dengan warna merah muda.

Seiring dengan yang diungkapkan Gardner, pada usia sekolah (8 – 11 tahun), anak belajar berbagai kemampuan dan juga struktur dalam berpikir dan bertingkah laku. Menginjak usia 11 tahun keatas biasanya kreativitas spontan pada masa anak-anak telah menjelma menjadi bentuk kreativitas yang lebih dewasa, dimana seseorang sudah dapat mengkombinasikan segala elemen (termasuk struktur dan aturan yang diajarkan di periode sebelumnya).

2. Kreativitas adalah bakat, yang hanya bisa dimiliki oleh orang-orang tertentu

Telah disepakati bahwa kreativitas adalah sesuatu yang dapat dibentuk, bukan terlahir begitu saja. Meskipun demikian para ahli masih belum sepenuhnya sepakat akan besarnya pengaruh-pengaruh tersebut. Ada ahli yang mempercayai bahwa, layaknya kemampuan berpikir yang lain, kreativitas adalah sesuatu yang secara potensial dimiliki oleh setiap orang dan perlu dilatih untuk dikuasai. Namun, ada juga yang mengatakan bahwa faktor lahir itu mungkin ada, bahwa secara potensi bisa jadi ada manusia yang memang lebih mudah untuk menjadi kreatif dibanding manusia lainnya. Akan tetapi kemudahan itu tidak lantas membuat manusia yang lain tidak dapat memiliki kreativitas. Kebanyakan ahli menyetujui bahwa kreativitas dapat diajarkan, dan dengan demikian ia dapat dimiliki oleh setiap manusia, meskipun mungkin dalam tingkatan yang berbeda.

3. Kreativitas, seni, dan ilmu pasti

Seni dan kreativitas memiliki sejarah panjang. Seni seringkali dikaitkan dengan kreativitas, bahwa contoh terbaik dari kreativitas adalah para seniman dengan segala keunikannya. Hal tersebut seringkali menjauhkan kreativitas dari banyak kalangan, karena konotasi sangat positif maupun negatif yang dimiliki oleh seniman. Seni yang seringkali tidak memiliki batasan, memang memberikan banyak ruang bagi kreativitas untuk bernafas. Salah satu cara yang dipercaya untuk memperkenalkan kreativitas pada anak biasanya adalah melalui kegiatan seni, dimana anak dapat berkreasi sebebas-bebasnya, dan aturan benar salah relatif sulit untuk diterapkan.

Akan tetapi di luar seni, dalam ilmu pasti misalnya (ilmu yang memiliki batasan secara alami), kreativitas tetap dapat tumbuh. Weisberg (2006) mengungkapkan salah satu perbedaan menarik dari kreativitas di kedua bidang ini, yaitu dalam seni kreativitas mendorong kita untuk menciptakan sesuatu yang belum pernah ada, sementara dalam ilmu pasti biasanya kreativitas mendorong kita untuk menemukan sesuatu yang sudah ada, namun belum ditemukan. Akan tetapi, sebenarnya konsep ini tidak berlaku untuk penciptaan berbagai alat berdasarkan ilmu pasti yang belum ada sebelumnya, seperti telepon, roda, dan lain sebagainya. Dalam kasus ini kreativitas di Ilmu Pasti juga digunakan untuk membuat temuan yang belum pernah ada sebelumnya. Berdasarkan hal ini, dapat disepakati bahwa kreativitas ada dimana-mana, dan dapat diterapkan guna menghasilkan kemajuan atau perubahan dari setiap bidang ilmu.

4. Kreativitas dekat dengan penyendiri

Banyak ahli menyepakati bahwa perkembangan kreativitas juga banyak bergantung pada lingkungan, dan bagaimana individu tersebut berinteraksi dengan lingkungannya. Individu yang kreatif biasanya memang memiliki kemandirian dalam melakukan sesuatu. Hal ini dibutuhkan karena biasanya ide-ide baru yang ia miliki mungkin belum banyak dipahami dan dijalankan oleh banyak orang. Individu yang kreatif juga biasanya cenderung untuk memiliki motivasi internal dibanding eksternal. Oleh karena itu, mereka biasanya cenderung untuk membuat kemajuan atau perbaikan tidak berdasarkan patokan yang telah ditentukan orang lain. Individu yang kreatif biasanya memasang patokannya sendiri, sehingga ia tidak berhenti ketika ia telah berhasil mencapai apa yang telah dicapai orang lain. Ia akan terus membuat perbaikan untuk mencapai kepuasan dirinya. Dari sanalah tercipta sebuah kemajuan. Terlepas dari dua hal tersebut, individu yang kreatif biasanya adalah orang-orang yang memiliki pandangan yang terbuka. Terbuka akan perbedaan, dan terbuka akan masukan yang dapat membangun karyanya. Semua input ini, yang bisa didapat dari lingkungan sosial maupun dari berbagai sumber dapat menjadi dasar bagi individu untuk menciptakan atau memperbaiki karya kreatifnya. Oleh karena itu, seorang individu kreatif belum tentu seorang yang penyendiri, bisa jadi stimulus kreatifnya didapat dari pergaulannya dengan orang-orang di sekitarnya.

5. Kreativitas adalah sebuah karya besar

Kreativitas seringkali dikaitkan dengan penciptaan sebuah karya besar.Seseorang baru dikatakan kreatif ketika ia berhasil menciptakan sesuatu yang diakui secara sosial sebagai karya kreatif atau temuan yang hebat. Akan tetapi saat ini muncul pandangan akan adanya dua jenis kreativitas, yang disebut ”Big C” dan ”Little C”. Big ”C” adalah kreativitas yang menghasilkan sebuah produk kreatif yang diakui secara luas, sementara Little”C” adalah sebuah bentuk kreativitas yang lain. Little ”C” lebih ke arah kreativitas dalam kehidupan sehari-hari dimana bisa jadi seseorang menghasilkan sesuatu yang baru bagi dirinya, namun tidak bagi orang lain. Hal ini diakui tetap sebagai salah satu bentuk kreativitas.

Dari penjabaran diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kreativitas tidaklah lagi sebuah kemampuan yang berada di langit, ia adalah kemampuan yang sangat membumi. Kreativitas ada dapat dimiliki oleh setiap manusia, dan terwujud dalam berbagai bentuk; dari penemuan sehari-hari sampai karya-karya seni besar. Jadi, ayo menjadi kreatif!

Sumber:

Sumber:

Claxton, Amy F. Tammy C. Pannels. Paul A. Rhoads. (2005). Developmental Trends in the Creativity of School-Age Children. Creativity Research Journal Vol. 17 no. 4 p. 327 – 335

Ferer, Rachel. (2009). Using a Child’s Natural Creativity.

Weisberg, Robert W. (2006). Creativity: Understanding Innovdation in Problem Solving, Science, Invention, and the Arts. New Jersey: John Wiley & Sons, inc.

Picture taken from http://www.flickr.com/photos/freg/4898274127/

Informasi penulis:

Dina Mairawati, biasa dipanggil Rara adalah seorang lulusan Psikologi UI angkatan 2002. Seseorang yang mencintai kehidupan dan percaya akan adanya hal baik dan hebat dalam diri setiap manusia. Memiliki ketertarikan yang besar terhadap Positive Psychology dan menuangkan kontribusinya dalam pengembangan potensi manusia melalui pekerjaan dan tulisannya.

Tentang psikologikreativitasump

merupakan tempat untuk menampung kreativitas mahasiswa psikologi ump
Pos ini dipublikasikan di Artikel Psikologi Kreativitas. Tandai permalink.

Tinggalkan komentar